Selasa, 06 Desember 2011

laporan praktikum kelinci

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelinci merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dalam pemeliharaanya, di Indonesia terdapat berbagai jenis kelinci, namun sangat sulit mengetahui yang merupakan asal lokal karna banyaknya ternak kelinci yang di datang ke Indonesia.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa ternak kelinci tidak begitu populer di tengah masyarakat pada saat ini sehingga dalam perkembanganya ternak kelinci tidaki begitu berkembang dan kebanyakan ternak kelinci hanya digunakan untuk ternak hiasan atau untuk mainan.
Terank kelinci jika di ternakan secara baik akan memberikan prospek yang baik sebagai penganti sumber protein hewani yang banyak bermasalah sekarang seperti sapi dengan antraknya dan burung dengan flu burungnya nah kelinci sangat mungkin dikembangkan untuk penganti sumber hewani tersebut.
Indonesia sangat cocok untuk pengembangan ternak kelinci selain mudah dalam perawatannya dan tersedianya sumber makanan kelinci yang cukup. Dan minat masyarakat yang mulai tumbuh terhadap ternak keinci saat ini.

2. Tinjauan Pustaka
Pemeliharaan ternak kelinci masih merupakan usaha sambilan atau hanya sekedar tipe ternak hias, padahal ternak kelinci merupakan ternak yang cukup produktif dan mudah memeliharanya (Kasdi Sukarna, 1998).
Pemeliharaan kelinci secara komersial pada saat ini untuk diambil daging, kulit (fur), wool dan untuk kepentingan berbagai pekerjaan laboratorium. Ada beberapa keuntungan bila kelinci digunakan sebagai penghasil daging diantaranya,kemampuan kelinci sangat baik dalam mengubah pakan menjadi daging dan tiap kilogram berat hidup kelinci akan menghasilkan daginglebih banyak dibandingkan jenis hewan lainnya, serta kelinci mudah dipelihara tampa modal peralatan yang besar nilanya (James Blakely, 1998).
3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk lebih mengetahui tentang tata laksana beternak kelinci dan juga mengetahui prispek pengembangannya dan kendala-kendala dalam manajemen pemeliharaanya.


PEMBAHASAN
1. Bibit
         Kelici memiliki beberapa tipe sesuai dengan tujuan pemeliharaannya ada yang diternakan untuk menghasilkan bulu (Wool), balu dan kulit (fur), daging, dwiguna (daging dan kulit), untik penghasil wool dapat digunakan ras Angora, untuk fur dapat digunakan ras Silver atau Rex, untuk penghasil daging dapat digunakan ras Chinchilla atau Carolina, untuk dwiguna dapat digunakan ras New Zealand White atau Flemish Giant, untuk binatang Kesayangan dapat dipilih ras Polish, Lop atau Nederland Dwarf. Ciri bibit yang baik yang dapat dijadikan bibit Sehat, Enerjik, kaki lurus, kepala baik seimbang, Daun telinga tebal, lebar, panjng, kokoh dan tampak seimbang, badan bulat, ekor lurus dll.

2. Kandang
Kandang untuk ternak kelinci sangat tergantung pada lokasi, situasi, dan modal, bentuk dan ukuran kandang dibangun sesuai kemudahan dalam perawatan, syarat lokasi kandang harus mendapat sinar matahari pagi, bersuhu sejuk, memiliki ventilasi sempurna, tempatnya kering, lingkungan tenang, dan tidak jauh dari rumah. Bahan-bahan pembuatan kandang dari bahan yang ringan seperti kayu dan kawat kasa sebagai pembatas satu kelinci dengan yang lainnya, didalam kandang harus tersedia kotak sangkar, tempat pakan, tepat minum dan perlengkapan lainnya.

3. Pakan
Pakan yang biasanya yang diberkan pada ternak kelinci adalah berupa legum dan hijauan dalam bentuk segar yang biasanya dilakukan oleh peternak tradisional sebagai sambilan, Hay yaitu rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga dan juga beberapa jenis hijauan lainnya, Biji-bijian yang berfungsi sebagai bahan penguat yang biasa digunakan untuk kelici bunting dan yang sedang menyusui seperti jagung dan gandum, Konsentrat berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi dan mempermudah penyediaan pakan.

4. Pengendalian Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang pada ternak kelinci disebabkan oleh kelengahan dalam menjaga sanitasi kandang, pemberian pakan yang berkualitas jelek, volume pakan kurang, air minum kotor atau kurang, kekurangan zat nutrisi (protein, vitamin, mineral), tertular kelinci lain, perubahan cuaca, dan ketidak tahuan mengenai penyakit kelinci. Jenis penyakit yang sering menimbulkan kematian enteritis kompleks, pasteurellosis, young doe syndrome, skabies, dan kokkidioses. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan mencukupi semua kebutuhan akan pakan dan sumber vitamin yang di butuhkan kelinci, untuk pengobatan dapat dilakukan vaksinasi dengan suntikan obat sesuai penyakit yang diderita seperti Penicillin, Oxylin, Sulfa strong, Dexatozoon dan lain-laian.

5. Prospek Pengembangan Ternak Kelinci
Pada saat ini permintaan akan kelinci semakin menigkat dengan banyaknya pengelolaan yuang baik akan kelinci dan semakin maraknya barkembang berbagai penyakit pada bunatang ternak lain sehingga masyarakat mulai berpikir untuk mencari solusi yang aman untuk mengkonsumsi protein hewani tapi tidak mau mengambil resiko takut terserang penyakit yang diderita hewan tersebut mungkin dengan salah satunya dengan mengkonsumsi daging kelinci yang belum terdengar penyit yang membahayakan pada manusia dan masih bayak faktor lain seperti:
Kondisi alam
Kondisi alam riau yang beriklim tropis sangat cocok untuk pengembangan ternak kelinci karna kelinci menyukai suhu panas pada pagi hari.
Makanan
Makanan untuk ternak kelinci sangat tersedia ditempat kita seperti legum dan kosentrat yang sangat banyak tersedia.
Permintaan Pasar
Permintaan akan daging kelinci sangat meningkat saat ini dengan ditandainya banyaknya rumah makan yang menyediakan makanan yang khusus menyediakan makan dari ternak kelinci.
Lokasi
Untuk ternak kelinci tidak memerlukan lokasi yang luas dalam pemeliharaanya untuk satu meter persegi kandang dapat memelihara 2-4 ekor ternak kelinci.







PENUTUP
Kesimpulan
Dilihat dari kebutuhanya dan manajemen pemeliharaanya pengembangan ternak ini sangat mungkin di kembangkan di daerah kita, ternak kelinci juga merupakan salah satu ternak yang sangat mudah dalam pemeliharaannya sehingga dalam pengembangannya sangat mungkin di terapkan di petani peternak. Kelinci juga merupakan ternak yang sangat bagus di kembangkan sebagai untuk ternak hiasan dan sebagi penghilang suntuk untuk mainan karna kelinci termasuk hewan jinak.

Saran
Sebaiknya pengembangan ternak kelinci ini di budayakan ditengah masyarakat karna dapat mengantikan fungsi sumber protein hewani hewan lain, juga dapat dijadikan ternak sambilan untuk ternak mainan dan harapan saya sebagai penulis semoga ternak kelinci menjadi salah satu hewan aneka ternak yang dapat meningkatkan tarap hidup peternak dengan sistem pemeliharaan yang intensif.








DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Z. 1980. Efek Tipe Kandang dan Makanan Terhadap Organ Fisiologigis Kelinci Lokal. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang.
Larasati, A. 2002. Kiat Mempopulerkan Kelinci. Poultri Indonesia.
Sarwono, B. 2001. Kelinci Potong dan Hias. Agro Media Pustaka Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar