Selasa, 06 Desember 2011

laporan praktikukm katak


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Vertebrata pertama di darat adalah anggota kelas Amphibia. Saat ini kelastersebut diwakili oleh kurang lebih 4000 spesies katak, salamander, dan caecilian (makhluk tak bertungkai yang membuat lubang untuk sarang di hutan tropis dandanau air tawar. Terdapat tiga ordo Kelas Amphibia yang masih hidup saat ini, yaituUrodela (berekor ± salamander); Anura (tidak berekor ± katak, termasuk bangkong); dan Apoda (tak berkaki ±  caecilian). Hanya ada sekitar 400 spesies dari ordo Urodela.Beberapa di antaranya hanya hidup di air, tetapi yang lain hidup di darat sebagaihewan dewasa atau bahkan sepanjang masa kehidupan. Sebagian besar salamander yang hidup di darat berjalan dengan pembengkokan badan dari sisi ke sisi yang miripdengan cara berjalan tetrapoda awal. (Campbell 2003).
Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi.
Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernafas di udara. Atriumkedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen dengan darahyang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasilingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah. (Kimball 1983).
Pada katak, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.
Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil.

1.2  Tujuan

1.      Untuk mengetahui morfologi dari katak ( Rana sp )
2.      Untuk mengetahui anatomi dari katak ( Rana sp )
3.      Untuk mengetahui fisiologi dari katak ( Rana sp )



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinyakehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan,mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air  berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut berudu. Hewan dewasa memiliki columna vertebralis dan biasa extremitatesdengan digiti atau jari-jari yang berbeda-beda, sedang kulitnya lembut dan tidak berambut,tidak bersisik atau tidak berbulu. (Radiopoetro 1996).
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman 1986).
Amphibia berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jeniskatak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalahherbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor  panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliatseperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir dengan kehidupankedua, kaki berkembang, insang, dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan yangdiadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ketepian dan memulai kehidupan di darat. Namun demikian, meskipun menyandang namaamphibia, banyak jenis katak tidak memalui tahapan kecebong akuatik, dan terrestrial. (Campbell 2003).
Amphibia mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut:
1.   tubuhnya diselubungi kulityang berlendir,
2.   merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm,
3.   amphibimempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik,
4.   mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang diair,
5.   matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yangsangat berfungsi saat menyelam di dalam air,
6.   pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit,  H
7.   hidungnya mempunyai katup yang berfungsi untuk mencegah air masuk ke dalamrongga mulut ketika menyelam,
8.   berkembang biak dengan cara melepaskan telurnyadan dibuahi oleh jantang di luar tubuh induknya, yang disebut dengan pembuahan eksternal. (Anonim 2009).



A. Klasifikasi katak
Klasifikasi katak sebagai berikut :
            Kingdom       : Animalia
Fylum            : Chotdata
Sub fylum     : Vertebrata
Kelas             : Amphibia
Famili            : Ranidae
Genus            : Rana
Spesies          : Rana sp

B.  Kehidupan katak
Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis katak pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis katak hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung katak jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi katak kecil. Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai katak kecil.
Katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
C.  Reproduksi Amphibia

Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh betina yang lebih besar. Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa terjadi antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi persaingan antar pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan dengan amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar, yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Duellman 1986).


Badan katak terbagi atas tiga bagian, yaitu:
a.       Caput (kepala), bentuknya kurang lebih seperti segitiga. Di caput terdapat bagian- bagian anatara lain:
1.      Rima oris (celah mulut): terdapat di ujung rostrum (moncong, rima oris menuju ke:
2.      Cavum oris ( rongga mulut), di dalam rongga mulut terdapat alat- alat:
a.  Maxilla (rahang atas), mempunyai dentes (gigi- gigi) berbentuk conus. Dentes berguna untuk memegang mangsanya, tidak untuk mengunyah.
b.      Mandibula ( rahang bawah): tidak berdentes.
c.       Palatum (atap mulut).
d.      Os. Vomer.
e.       Nares posterhores sive choanae
f.       Lingua (lidah), berpangkal di cranial mandibula, bersifat biftida (bercabang).
g.      Ostium tubae auditivae
h.      Di kanan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke kantung suara.
3.      Nares anteriores: lubang- lubang kecil terdapat di sebelah dorsal dari rima oris.
4.      Organon visus (alat penglihatan), dilengkapi dengan:
a.       Palpebra superior (pelupuk mata atas)
b.      Palpebra inferior (pelupuk mata bawah)
c.       Membrana nictitans, suatu kulit transparent untuk menjaga mata terhadap kekeringan dan geseran dengan air.
d.      Bulbus osculi (bola mata), padanya dapat dilihat dengan jelas adanya: iris, pupil.
5.   Membrana tympani (selaput pendengaran) terdapat di sebelah caudal dari organon visus.
b.      Cervix (leher), tidak nyata.
c.       Truncus (badan), terdapat di sebelah caudal caput. Pada betina mempunyai ukuran yang relative lebih besar dibandingkan jantan. Anggota badan terdapat 2 pasang:
1.   Anggota badan muka, bagian- bagianya adalah:
a.    Brachium ( lengan atas)
b.   Antebrachium (lengan bawah)
c.    Manus (tangan)
d.   Digity (jari- jari)
2.   Anggota badan belakang (extremitas posterior), bagian- bagiannya adalah:
a.    Femur (paha)
b.   Crus (tungkai bawah)
c.    Pes sive pedes (kaki)
d.   Digiti (jari- jari): 5 buah.
e.    Membrana (selaput) untuk berenang: merupakan kulit tipis diantara digiti.




BAB III
METODE PENELITIAN
1.1         Waktu dan tempat
Pratikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 november 2011, pada pukul 15.00 sampai selesai, di laboratorium Tadris MIPA IAIN Raden Fatah Palembang.
1.2         Alat dan bahan
Alat        : pensil, pena, penggaris, kertas HVS, penghapus, karter, gunting, talanan, plastik.
Bahan    : katak (Rana sp)
1.3         Cara kerja
1. Siapkan alat-alat yang akan di gunakan, seperti; karter, gunting, pena, pensil, kertas HVS dan sebagainya.
2. Ambillah preparat (katak) yang akan di teliti.
3. Gambar morfologi katak tersebut.
4. Seset kulit katak kemudian belah katak.
5. Amati organ tubuh katak bagian dalam untuk mengetahui jenis kelamin, system pencernaan, system organ, system respirasi, kemudian gambar dari masing-masing bagian tersebut.
6. Bedah bagian kepala untuk melihat otak, kemudian gambar.


4.2 Pembahasan Dari Gambar
1. Morfologi
a.       Nares anteriores : lubang- lubang kecil terdapat di sebelah dorsal dari rima oris.
b.      Celah mulut (rima oris): terdapat di ujung rostrum (moncong)
c.       Organon visus: alat penglihatan. Mata mempunyai kelopak yang dapat digerakkan. Mata pada amphibi juga mempunyai selaput yang berfungsi untuk melindungi mata pada saat berada atau berenang di dalam air, membran tersebut disebut membrane miktans.di lengkapi dengan:
1.      Palpebra superior (pelupuk mata atas)
2.      Palpebra inferior (pelupuk mata bawah)
3.      Membran nictitans, suatu kulit transparant untuk menjaga mata terhadap kekeringan dan geseran dengan air.
4.      Bulbus oculi (bola mata), padanya dapat dilihat dengan jelas adanya: iris, pupil.
d.      Membran tympani (selaput pendengaran) terdapat di sebelah caudal dari organon visus.
e.       Dorsum: bagian atas katak.
f.       Branchium: lengan atas
g.      Antebrachium: lengan bawah
h.      Manus: tangan
i.        Digity: jari- jari
j.        Femur: paha
k.      Crus: tungkai bawah
l.        Pes: kaki
m.    Selaput berenang (membrana); merupakan kulit tipis diantara digity.
2.      Saccus lymphaticus subcutaneus
Kulit Rana sp tidak melekat erat pada jaringan di sebelah dalamnya, tetapi terpisah oleh ruang- ruang yang terisi dengan cairan lymphe. Ruang tersebut di namakan saccus lynphaticus subcutaneus, yang terdiri dari:
a.       Saccus submandibularis
b.      S. pectoralis
c.       S. brachialis
d.      S. abdominalis
e.       S. lateralis
f.       S. femoralis
g.      Crucalis
h.      S. dorsalis.
3.      Topographi
a.       Cor (jantung): Cor pada amphibi berwarna merah dalam kantong jaringan atau pericardium yang berisi dengan zat cair lymphe. Jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
b.      Hepar pada amphibi berwarna coklat, terdiri dari lobus dexter dan lobus sinester. Hati berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Ia juga berfungsi sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua. Dengan bagian: lobus dexter dan lobus sinester.
c.       Ventriculus: berwarna putih, panjang, sebelah sisi kiri dari linea mediana.
d.      Intestinum: bentuk bulat dan berkelok-kelok
e.       Cloaka: muara bersama bagi saluran makanan, kelamin dan saluran kencing.
f.       Pancreas: berwarna kekuning- kuningan melekat diantara ventriculus dan duodenum.
g.      Lien (limpa): Merah bulat. Pada kedua sisi linea middosal di atas peritonium
h.      Ovarium (kelenjar telur): khusus pada betina
i.        Oviduct: (saluran telur) yang kemudian melalui uterus lalu ke kloaka. Sepasang saluran yang berkelak- kelok.
j.        Uterus: tempat tersimpannya butir- butir hitam kecil pada katak betina yang sedang gravid.
k.      Mesonephros
l.        Ductus mesonephridicus
m.    Vesica urinaria (gelembung kencing): merupakan gelembung tipis berwarna keputih- putihan.
n.      Pulmo: pulmo pada amphibi jumlahnya dua, elastis, berdinding tipis. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida.
o.      Vesicca fellea (kantung empedu) terdapat di antara lobus hepatis, berwarna kehijau- hijauan.
4.      Systema digestoria
a.       Dentes maxillaries (rahang atas)
b.      Nares posteriors: merupakan lubang os vomer. Alat ini menghubungkan cavum nasi (rongga hidung) dan cavum oris.
c.       Palatum ( atap mulut/ langit- langit).
d.      Pharynx (tekak).
e.       Os vomer: berbentuk V, mengandung dentes.
f.       Ostium tubae auditivae: lubang di dekat tiap- tiap sudut mulut, menghubungkan cavum oris dan rongga telingga.
g.      Rima glottidis (celah suara)
h.      Lingua (lidah): Lingua pada katak dapat dijulurkan karena berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa. Juga pada mulut terdapat gigi yang berfungsi untuk membunuh mangsanya.
i.        Ventriculus: berwarna keputih- putihan, terdapat disebelah kiri dari linea mediana
j.        Intestinum (usus): tampak berkelok- kelok. Intestinum merupakan saluran berbentuk silinder panjang, berlingkar-lingkar, sebagai tempat pencernaan
k.      Cloaca: muara bersama bagi saluran makanan, kelamin dan saluran kencing.
l.        Vesicca urinaria: (gelembung kencing): merupakan gelembung tipis berwarna keputih- putihan.
m.    Hepar: Hepar pada amphibi berwarna coklat, terdiri dari lobus dexter dan lobus sinester. Hati berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Ia juga berfungsi sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua.
n.      Vesicca fellea: (kantung empedu) terdapat di antara lobus hepatis, berwarna kehijau- hijauan.
o.      Pancreas: berwarna kekuning- kuningan melekat diantara ventriculus dan duodenum.



5.      Sytem Respirasi
Jalannya udara pernafasan adalah nares anteriores → cavum nasi → nares posteriors → cavum oris
a.       Rima glottidis (celah suara)
b.      Larynx
c.       Bronchus sangat pendek.
d.      Pulmo (paru- paru): pulmo pada amphibi jumlahnya dua, elastis, berdinding tipis. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida. Pulmo merupakan kantung elastis, pada permukaan dinding sebelah dalam terdapat lipatan- lipatan, dengan ini maka permukaan diperluas.
6.      System urogenitalia feminia
a.       Ostium abdominal
b.      Corpus adiposum: jaringan lemak berwarna kuning jingga.
c.       Ovarium sinestrum
d.      Oviduct: (saluran telur) yang kemudian melalui uterus lalu ke kloaka. Sepasang saluran yang berkelak- kelok.
e.       Uterus: pelebaran yang dilakukan oleh oviduct di sebelah caudal.
f.       Muara uterus pada cloaca
g.      Ren ( mesonephros): sepasang di kanan kiri columna vertebralis, memanjang dan berwarna merah coklat
h.      Ductus mesonephridicus
i.        Muara ductus mesonephridicus pada cloaka
j.        Vesicca urinaria (gelembung kencing): merupakan gelembung tipis berwarna keputih- putihan
k.      Glandula supranenalis
l.        Vena cava posterior
m.    Dinding ventral cloaca.
7.      Sytem syaraf
Pada katak terdiri dari dua yaitu system saraf pusat ( nervosum central) dan system saraf tepi ( nervosum periphericum). Pada otak terdapat:
a.       Nervus objectorious
b.      Lobus olfactorious
c.       Hemi sperium cerebry
d.      Lobus opticus
e.       Cerebellum
f.       Modulla oblongata



BAB V
KESIMPULAN

Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat.
Badan katak terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1.      Caput (kepala)
Alat- alat yang terdapat pada bagian ini adalah: rima oris, cavum oris, nares anteriores, organon visos, dan membrane tympani.
2.      Cervix (leher); tidak nyata
3.      Truncus (badan)
Terbagi menjadi dua, yaitu anggota badan muka dan anggota badan belakang.



DAFTAR PUSTAKA

Asisten Praktikum I.1990.Anatomi Hewan. PS BIOLOGI P MIPA FT UNSRI
Campbell, NA.2003.Biologi Edisi kelima Jilid II.Erlangga.Jakarta
Radiopoetro.1996.Zoologi. Jakarta
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2007.Zoologi Vertebrata. Indralaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar