Rabu, 18 Januari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM AVES

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik.
Kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

1.2 Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui morfologi dari Columba livia (merpati).
2.    Untuk mengetahui anatomi dari Columba livia (merpati).
3.    Untuk mengetahui fisiologi dari Columba livia (merpati).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Burung merupakan tentrapoda yang cepat dikenal, karena anggota kelas ini karakter- karakternya paling homogeny dibanding kelas- kelas lain. Tak ada satupun binatang yang memiliki bulu, selain golongan Aves. Oleh sebab itu, tak dapat di pungkiri dengan adanya tubuh yang ditutupi oleh bulu dan memiliki kemampuan terbang, burung bisa menempati berbagai habitat bahkan melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat yang sangat jauh. Keindahan bulu burung, suaranya yang merdu, perilaku- perilaku menarik lainnya, bahkan dagingnya yang banyak di konsumsi merupakan alasan lain golongan burung mudah dikenal dalam kehidupan manusia. (Adeng, 2007).
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptile.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur. (Harun, 2009).
Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang.
Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya. (Jasin, 1992).

Karakteristik Umum Aves
1.      Tubuh tertutup dengan bulu.
2.      Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang di posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang. Kaki berjari empat, tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang menanduk.
3.      Ranka ringan, kuat, osifikasi sempuran, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol di seliputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hidup sekarang, tengkorak dengan satu “occipital condyle” yang berartikulasi dengan vertebra leher, leher umunya panjang dan fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra, tulang dada membesar umumnya dengan bagian tengah membentuk “keel” (lunas), vertebra ekor sedikit dan mampat kea rah posterior.
4.      Jantung dengan 4 ruang pompa (2 atrium, 2 ventrikel yang terpisah), hanya ada lengkungan aorta kanan (sisternik), sel darah merah berinti, oval dan biconvex.
5.      Respirasi dengan paru- paru yang kompak (tersusun rapat) dan sangat efesien melekat ke tulang rusuk dan berhubungan dengan kantung- kantung udara yang berdinding tipis tersebar di antara organ- organ internal dan sebagian didalam rangka, terdapat kotak suara (syrinx) didasar trakea.
6.      Dua belas pasang saraf kranialis.
7.      Ekresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen utama berupa asam urat, urin semisolid, tidak ada kantung kemih (kecuali pada Rhea dan burung unta), terdapat system porta renalis.
8.      Suhu tubuh pada dasarnya konstan (endodermis).
9.      Fertilisasi internal hewan betina umumnya dengan hanya ovarium dan oviduk sebelah kiri, telur dengan banyak yolk (megalistial/telolisitial ekstrim) ditutupi oleh cangkang yang keras , diinkubasi diluar tubuh, segmentasi meroblastik, terdapat membrane ekstraembrio (amnion, khorion, kantung yolk dan allantois) selama perkembangan di dalam telur, hewan muda yang baru menetas dijaga induknya.

Perbandingan Beberapa Karakter Aves Dengan Reptilia
Burung memiliki beberapa karakter yang berbeda dan lebih maju dari pada reptile:
a.       Terdapat bulu sebagai isolasi panas tubuh.
b.      Darah arteri dan darah vena pada burung terpisah sempurna.
c.       Ada mekanisme pengaturan suhu tubuh (endotermis, homoitermis)
d.      Suara berkembang dengan baik.
e.       Hewan muda yang menetas dijaga dengan khusus.
f.       Sebagian besar anggota Aves mampu terbang. (Adeng, 2007).

Sitem Respirasi Aves
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.

Sistem Pencernaan Pada Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.

System Urogenital
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin,1992).
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. (Jasin, 1992).

System sirkulasi
Pada aves, proses pengeluaran darah kotor dan bersih sudah terpisah dengan baik. Jantung terbagi dalam 4 ruang dan efisiensinya memungkinkan perkembangan suhu tubuh yang tetap (homeotermi). Ini memungkinkan laju metabolisme yang tinggi pada semua suhu lingkungan.
Sebagai sentral adalah cor, yang terletak di lenea mediana, berbentuk kerucut, diliputi oleh pembungkus pericardium. Terbagi atas empat ruangan: atrium sinistrum dan atrium dextrum, yang terpisahkan oleh septum atrium, vetriculum sinistrum dan ventriculum dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Pada Aves tidak terdapat lagi vinus vinoses. Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteriae dan pembuluh darah venae. (Radiopoetro, 1996).


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Classis             : Aves
Subclassis        : Neornithes
Divisio             : Carinatae
Ordo                : Columbae
Familia            : Columbidae
Genus              : Columba
Species            : Columba livia



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat
            Praktikum ini dilakukan pada hari selasa tanggal 27 Desember 2011, pada pukul 15:30 sampai selesai, di laboratorium Tadris MIPA IAIN Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan bahan
1.      Alat : pensil, pena, penggaris, kertas polio, penghapus, gunting, karter, talanan.
2.      Bahan : burung merpati ( Columba livia ).

3.3 Cara kerja
1.      Siapkan alat- alat yang akan digunakan.
2.      Ambillah preparat (burung merpati) yang akan di teliti.
3.      Bunuh preparat dengan cara membiusnya.
4.      Gambar morfologi burung tersebut.
5.      Ambil bulu dari burung tersebut,kemudian gambar.
6.      Seset kulit di bagian femur, kemudian gambar.
7.      Seset kulit burung bagian truncus.
8.      Amati organ tubuh bagian dalam untuk mengetahui jenis kelamin, system pencernaan, system organ, system respirasi, rongga mulut, kemudian gambar dari masing- masing bagian tersebut.
9.      Bedah bagian kepala untuk melihat otak, kemudian gambar.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil
Keterangan
Morfologi
1.      Rostrum
2.      Nares
3.      Cera
4.      Organon visus
5.      Porus acusticus externus
6.      Femur
7.      Digity
8.      Sayap (exterimitas)
9.      Cauda


Struktur anatomi bulu
A.    Plumae
B.     Plumulae
C.     Filoplumae
1.        Rachis
2.        Vexillum
3.        Calamus
4.        Umbilicus inferior
5.        Umbilicus superior
6.        Barbae
7.        Barbulae distal
8.        Barbulae proximal
9.        Barbulae
10.    Radiale



Musculus pectoralis
1.      Tendo musculus pectoralis major
2.      Musculus pectoralis major
3.      Tendo musculus pectoralis minor
4.      Musculus pectoralis minor
5.      Carina sterni
6.      Scapula
7.      Furcula
8.      Musculus belum di buka.



Topographi
1.        Esophagus
2.        Ingluvies
3.        Proventriculus
4.        Ventriculus
5.        Intestinum
6.        Cloaca
7.        Trakea
8.        Pulmo
9.        Cor
10.    Hepar
11.    Lien
12.    Testis
13.    Ren
14.    Pancreas

Cavum oris
1.      Nares anteriores
2.      Crista marginalis
3.      Nares posteriors
4.      Plica palatine
5.      Fissure choanae secundaria
6.      Ostium tubae auditivae
7.      Pharynx
8.      Aditus laryngis
9.      Lingua



Sistema Digestorium
1.      Esophagus
2.      Tembolok
3.      Proventriculus
4.      Ventriculus
5.      Pars descendens duodeni
6.      Pars ascendens duodeni
7.      Intestinum tenue
8.      Coecum
9.      Rectum







Sistema Urogentale (feminina)
1.      Ovarium
2.      Infundibulum
3.      Oviduct
4.      Uterus
5.      Lubang muara uterus
6.      Sisa oviduct
7.      Ren
8.      Ureter
9.      Lubang muara uruter
10.  Cloaca
11.  Glandula adrenalis


Encephalon
1.      Bulbus olfactorious
2.      Hemisphaerium cerebri
3.      Lobus opticus
4.      Medulla oblongata
5.      Chiasma nervi optici
6.      Epiphysis









4.2 Pembahasan dari gambar
1.      Morfologi
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus.

2.      Struktur bulu
a.    Plumae
     Terdiri atas bagian- bagian:
Ø  Calamus (quill); tangkai bulu
Ø  Rachis (shaft); lanjutan calamus, menjadi sumbu dari vexillum, didalamnya tak berongga
Ø  Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
Ø  Umbilicus superior, lubang pada bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis.
Ø  Vexillum (vane), terbentuk oleh barbae, ialah suatu cabang kea rah lateral dari rachis.
Ø  Barbulae distal, menuju kearah distal (ujung bulu).
Ø  Burbulae proximal, menuju arah proximal (kea rah pangkal bulu).

b.    Plumulae
Terdapat pada burung yang masih muda, kadang- kadang juga terdapat pada burung yang sedang mengerami telurnya.
Plumulae terdiri atas:
Ø  Calamus (pendek)
Ø  Rachis (agak mereduksi)
Ø  Barbae panjang (fleksible)
Ø  Barbae pendek
c.    Filoplumae (Hair-feathers)
Fungsinya belum diketahui, tumbuh pada seluruh tubuh dengan jarak yang sangat jarang. Mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa berbae.

3.      Musculus pectoralis
Mulai dari daerah dada, menuju ke cloaca dn rostrum, setelah kulit dibuka nampaklah otot- otot:
Ø  Musculus pectoralis major; origo (carina sterni), insertion (facies ventralis humeri), fungsinya untuk menutup sayap.
Ø  Musculus pectoralis minor; terlihat setelah musculus pectoralis major dibuka, origo (carina sterni, kemudian masuk dalam foramen trioseum, lubang yang dibatasi oleh tulang- tulang: coracoids, scapula dan furoula, insectio (facies dorsalis humeri), fungsi untuk mengangkat sayap.
Ø  Carina sterni fungsi sebagai tempat perlekatan otot- otot terbang.
Ø  Furcula, sepasang, bersama- sama membentuk huruf “V” ujungnya dihubungkan dengan sternum oleh ligamentum.
Ø  Scapula, panjang, sepasang, menempel pada costae bersendi pula pada coracoid.

4.      Topographi
Ø  Pharynx pendek, esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies (tembolok) merupakan pelebaran esophagus untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat. Tembolok pada burung pemakan biji- bijian berupa tonjolan dari esophagus di sebelah ventral. Pada burung carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang meliputi daerah yang agak panjang.
Ø  Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar, berdinding tipis, pada burung pemakan biji; batas dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
Ø  Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan secret; bagian ini menjadi lembaran- lembaran keranitoid.
Ø  Intestinum tenue: dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U, dengan bagian- bagiannya: pars descendens (turun) dan pars ascendens (bagian yang naik).
Ø  Intestinum crassum: berupa rectum.
Ø  Trachea, berupa pipa .
Ø  Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit, melekat pada dinding dorsal thorax, dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
Ø  Cor, ukuran relative besar jika dibandingkan dengan ukuran burung, terlrtak di linea mediana, berbentuk kerucut, dibungkus oleh pericardium.
Ø  Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2 lobi (dexter dan sinister).
Ø  Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis yang paling cranial.
Ø  Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars descendens duodeni, biasanya memiliki 3 saluran yang bermuara pada pars ascendens duodeni.
5.      Cavum oris
Ø  Maxilla, tanpa gigi, nares posteriores menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung, fissure choannae secundaria, ostium pharyngeum tuba auditivae mustachio (ttunggal dan letaknya di medial), pada paltum terdapat lipatan- lipatan yang disebut crista marginalis dan plica palatini.
Ø  Mandibula: aditus laryngis, lingua (sempit, panjang, mempunyai lapisan tanduk).
6.      Sistema digestorium
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering disebut gizard.
 Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus.
Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh.
7.      Sistema urogenitale
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.
Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari.
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi.
Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar.
8.      Encephalon
Encephalon, mengisi seluruh cavum crania (tengkorak), terdiri dari:
Ø  Prosencephalon: hemisphaerium cerebri, meluas ke belakang sampai cerebellum, bulbus olfactorious, terletak pada ujung muka, sepasang, kecil.
Ø  Mesencephalon (lobus opticus), tertekan ke sebelah lateral, bentuk agak bundar, padanya nampak suatu bangunan kecil di sebut epiphysis.
Ø  Cerebellum, ukuran relative besar, termasuk rhombencephalon.


BAB V
KESIMPULAN

Dapat saya simpulkan dari hasil praktikum dan pembahasan diatas yang telah saya lakukan dengan spesies yang saya amati spesies Burung Merpati ( Columba domestica ) yaitu,
Secara morfologi dapat saya simpulkan :
a.       Paruh (maksila atau paruh bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah),
b.      Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
c.       Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier.
d.      Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
e.       Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyakyang keluar.
Selanjutnya saya dapat menyimpulkan struktur bulu ialah :
a.       Bulu sayap (Remiges)
b.      Bulu ekor (Rechices)
c.       Bulu penutup (Tectrices)
d.      Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)
e.       Kaki (tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.






DAFTAR PUSTAKA

Asisten Praktikum I.1990.Anatomi Hewan. PS BIOLOGI P MIPA FT UNSRI
Radiopoetro.1996.Zoologi. Jakarta
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2007.Zoologi Vertebrata. Indralaya
Yahya,Harun.2009.http://www.harunyahya.com./indo/buku. htm.
Jasin, M. 1987. Zoologi Vertebrata. Surabaya. Penerbit Sinar Wijaya
http://okaok.multiply.com/journal/item/76/Laporan_Praktikum_Aves?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem